LAPORAN HASIL PENELITIAN LAPANGAN
LAPORAN
HASIL PENELITIAN LAPANGAN
|
||
KOMODITAS
|
:
|
SAPI
POTONG
|
LOKASI
|
:
|
KABUPATEN
PASURUAN
|
FASILITATOR
|
:
|
RACHMAT
WIBISONO
|
I.
Gambaran Umum Komoditas Sapi Potong.
A.
Stake Holder primer
Berdasarkan
peninjauan lapangan yang telah dilakukan, dengan sumber informasi utama yang
berasal dari Dinas Peternakan Kabupaten Pasuruan, diperoleh informasi bahwa
pada umumnya usaha peternakan sapi potong di daerah Kabupaten Pasuruan merupakan
usaha peternakan yang fokus pada bidang penggemukan sapi.
Unsur-unsur
yang merupakan stake holder primer dalam usaha peternakan sapi potong yang
terdapat di Kabupaten Pasuruan adalah petani peternak, investor dan Bank.
A.1 Petani peternak
Untuk
dapat memperoleh gambaran umum tentang sempel petani peternak dilakukan
wawancara dengan kepala UPDT Sapi Potong yaitu Bapak Sutaman (081334127340).
Dari wawancara singkat diperoleh informasi kontak sempel petani peternak
sebagai berikut:
a. Bpk.Kunamat (Tambak sari)
b. Bpk.Juwana (Sumber rejo)
Ke dua sempel peternak tersebut di
atas merupakan peternak yang berada pada kecamatan Purwosari.
Adapun
usaha penggemukan sapi potong dilakukan sebagian besar oleh petani peternak
dengan skala individu. Berdasarkan informasi dari Dinas Peternakan Kabupaten
Pasuruan, yang dimaksud dengan skala individu adalah:
§
Dilakukan
oleh petani baik sendiri-sendiri maupun berkelompok.
§
Petani
yang tidak berkelompok maksimal hanya mampu mengelola 5 (lima) ekor sapi potong
untuk digemukkan.
§
Lokasi
perkandangan menggunakan area pekarangan rumah.
§
Kondisi
perkandangan sangat sederhana.
§
Permodalan
sangat terbatas.
§
Proses
pemeliharaan dilakukan disela-sela pekerjaan sebagai petani.
A.2
Investor
Berdasarkan
wawancara awal ini pula diperoleh informasi bahwa Investor besar yang
benar-benar serius dalam bidang
penggemukan sapi potong lokal masih tidak banyak. Salah seorang yang bisa
dikategorikan sebagai investor kecil yang juga merupakan ketua kelompok
peternak penggemukan sapi adalah Bapak H.Nuraji – Daerah Dayu (kontak dapat
melalui Bpk. Rudi Hartanto 081334433177 atau 081936961666).
Disamping itu terdapat importir sapi
potong Australia (jenis Limosin) yang berdomisili di Probolinggo yang mungkin
juga dapat dikategorikan sebagai investor. Namun dengan jenis sapi potong yang
berbeda dengan jenis yang diternakkan oleh peternak lain pada umumnya.
Apabila memasukkan peran perusahaan
yang tidak memiliki kaitan langsung dengan usaha sapi potong, namun memberikan
perhatian dan permodalan, maka Perusahaan Listrik Negara (PLN) pernah
memberikan bantuan modal dan pembinaan kepada peternak melalui dana CSR yang
dimilikinya.
A.3
Bank dan Lembaga Pembiayaan
Terdapat beberapa bank, khususnya
bank pemerintah, yang dapat diakses oleh para petani peternak untuk memperoleh
kedit yang bisa membantu permodalan. Namun yang menjadi masalah adalah para
petani peternak belum memperoleh informasi tentang skema kredit yang sesuai
dengan usaha penggemukan sapi.
Beberapa bank yang telah diakses dan
produk yang diberikan adalah sebagai berikut :
1. Bank Mandiri, Kredit KKPE
2. Bank Rakyat Indonesia, Kredit Usaha
Rakyat (KUR)
Namun
ada juga potensi lembaga pembiayaan lain yang kiranya dapat memberikan bantuan
permodalan kepada para petani peternak seperti Penanaman Modal Madani (PNM) dan
Koperasi.
B.
Stake Holder Sekunder
B.1
Peyedia Pakan
Bagi petani peternak pihak penyedia
pakan disini merupakan penyedia pakan non-hijauan (rumput dan jerami). Pakan
hijauan pengadaannya masih dilakukan sendiri oleh petani peternak disela-sela
aktifitas bertani sehari-hari.
Terdapat beberapa koperasi yang
mensuplai pakan buatan (konsentrat) bagi para peternak. Petani peternak tidak
membeli pakan konsentrat produksi pabrikan tertentu dengan alasan harga yang
mahal. Harga pakan produksi koperasi dipandang masih lebih murah dan peternak
dapat menggunakannya dengan dicampur pakan hijauan walaupun dengan kualitas
yang kurang optimal.
B.2
Penyedia Bakalan
Petani peternak tidak memiliki
lembaga atau perusahaan penyedia bakalan khusus untuk sapi potong yang mereka
ternakkan. Para petani peternak memperoleh bakalan di pasar bebas dengan
memanfaatkan jasa “Blantik”.
Hal ini menyebabkan kualitas sapi
bakalan yang diternakkan dalam proses penggemukan tidak standard dan kurang
berkualitas. Pemerintah Daerah melalui UPTD yang dikelola juga masih belum
dapat memenuhi kebutuhan bakalan bagi para petani peternak.
B.3
Penampung Hasil Panen Petani peternak
Selama ini tidak ada institusi
tertentu (perusahaan) penampung hasil panen petani peternak. Petani peternak
menjual hasil panennya kepada Blantik dan Jagal. Sehingga keduanya berperan
besar dalam menentukan harga sapi di pasaran.
C.
Stake Holder Luar
C.1
Dinas Peternakan
Dinas Peternakan berperan cukup
besar dalam pengawasan, pembinaan dan pemberian ijin-ijin tertentu yang
berkenaan dengan aktivitas peternakan sapi potong. Dinas juga memiliki UPTD
yang konsen terhadap pembibitan sapi potong jenis PO (peranakan ongole).
C.2
Rumah Potong Hewan
Rumah potong hewan yang ada di
Kabupaten Pasuruan berjumlah 11 (sebelas) buah. Namun yang aktif tinggal 9
(Sembilan) buah. Drh.Iman Irwanto (082334302049) adalah salah seorang pembina
RPH yang ada di Kabupaten Pasuruan.
Salah satu tugas nya adalah
memastikan bahwa semua hewan yang akan disembelih tidak membawa bibit penyakit
yang dapat menular kepada manusia dan daging yang diedarkan merupakan daging
yang layak konsumsi.
II.
Peran Masing-masing Stake Holder
A.
Zona on farm
Stake holder yang berperan dalam
zona on farm adalah petani peternak baik secara individu maupun berkelompok,
investor, penyedia pakan, para penampung hasil panen ternak.
Petani peternak berperan sebagai
phak yang melakukan pemeliharaan rutin ternak. Investor berperan sebagai pihak
yang menyediakan lahan, penyedia kandang, atau penyedia modal. Penyedia pakan
berperan dalam hal mensuplai pakan konsentrat bagi para peternak. Dan Penampung
hasil panen berperan sebagai pembeli hasil panen petani.
B.
Zona Investasi
Stake holder yang berperan dalam
zona investasi yaitu investor, perusahaan melalui CSR dan Bank serta lembaga
pembiayaan. Dimana pada umumnya keseluruhannya berperan sebagai pihak yang
menginvestasikan sejumlah tertentu dana untuk memperoleh hasil dimasa yang akan
datang.
Namun bagi perusahaan-perusahaan
pemberi CSR perannya lebih utama sebagai pemberi modal yang tidak selalu
mengharapkan keuntungan dalam bentuk materi di masa yang akan datang, namun
bisa juga keuntungan dalam wujud yang lain.
C.
Zona Support
Stake holder yang berperan dalam
zona support adalah Dinas Peternakan. Melalui unit kerja produksi, keswan,
kemafat, dan usaha peternakan diharapkan dapat memfasilitasi, baik dari segi
aturan dan pembinaan, tumbuhnya usaha peternakan yang berkualitas.
III.
Rekomendasi Implementasi Investasi
Sapi Potong
Dari hasil pengamatan di lapangan terdapat
beberapa hal yang harus dipenuhi agar pola peternakan sapi potong dapat
memberikan hasil yang optimal yaitu;
a. Lokasi peternakan.
Peternakan harus memiliki lokasi
yang mendukung untuk aktivitas peternakan.
·
Ketersediaan
air yang mencukupi,
·
Luas
lahan untuk pakan yang memadai untuk ditanami hijauan,
·
Tidak
memerlukan ongkos transportasi yang mahal karena terpencil,
·
Kandang
dibuat sesuai dengan standar yang baik,
·
Terhindar
dari tindak kriminal pencurian ternak,
·
Mudah
dijangkau oleh petani peternak.
b. Tersedianya bibit atau bakalan
dengan kualitas yang baik.
Selama ini bibit yang digunakan oleh
petani merupakan bibit yang diperoleh dari pasar bebas sehingga berkualitas
tidak seragam dan rendah. Diperlukan pemasok bakalan yang baik dan mampu
menyediakan bakalan secara kontinyu.
c. Kualitas pakan konsentrat yang baik
dan terjangkau atau penggunaan pakan alternatif lain yang mudah diperoleh
(limbah pertanian).
Selama ini peternak tidak mampu
memenuhi standar kebutuhan nutrisi sapi apabila harga konsentrat naik. Namun
sebenarnya masih terdapat alternatif sumber pakan pemenuh nutrisi sapi yang
berasal dari limbah pertanian atau limbah prosuksi yang belum digunakan dengan
luas.
d. Kerjasama yang terencana dan baik
dengan lembaga pembiayaan dan bank.
Diharapkan kedepan lembaga
pembiayaan dapat memberikan kredit dengan skema yang sesuai dengan usaha
peternakan sapi potong sehingga tidak memberatkan bagi petani.
e. Usaha peternakan yang terintegrasi
dari hulu sampai hilir
Menciptakan usaha peternakan atau
kerja sama antara pelaku usaha ini dari hulu sampai hilir akan dapat memberikan
kesejahteraan yang lebih baik bagi setiap komponen yang terlibat. Selama ini
petani peternak tidak memiliki daya tawar yang baik karena informasi pasar
seluruhnya dikendalikan oleh pemodal, Blantik dan juga jagal.