Blanko Pengamatan Perkembangan Sapi Perah di Ngantang



Dalam sebuah wirausaha pasti ada indikator keberhasilan yang diukur menggunakan sebuah alat instrumen melalui pengamatan-pengamatan secara berkala dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Alat-alat instrumen dapat berupa kuisioner, wawancara, mencari data dari sumber-sumber yang valid dan terjun langsung ke lapang pada daerah pengamatan. Untuk mendapatkan hasil data yang valid diperlukan alat instrumen yang cukup lengkap sehingga tingkat kesalahan dapat diminimalisir sedikit mungkin.
Salah satu instrumen yang kita kaji pada artikel ini adalah kuisioner atau blangko pengamatan. Didalam kuisioner terdapat poin-poin yang berisi tentang pertanyaan yang menyangkut informasi penting dari suatu objek yang akan dikaji. Dalam hal ini kuisioner dapat berbentuk seperti pertanyaan-pertanyaan atau multiple choice sesuai dengan tema yang dibahas.
Berdasarkan berbagai macam bentuk kuisioner yang ada, dari dosen pembimbing Mangku Purnomo, SP.,M.Si.,Ph.D memberikan arahan kepada tim magang dalam pembuatan blanko pengamatan tentang pertumbuhan sapi perah yang ada di Ngantang. Berdasarkan hasil grup diskusi yang telah dilaksanakan, kemudian selanjutnya yang dilakukan adalah pembuatan blanko pengamatan. Isi blanko tersebut mencangkup tentang semua hal yang berkaitan dengan pertumbuhan sapi perah, yaitu tinggi sapi, lingkar dada sapi, postur tubuh sapi, kondisi kepala sapi yang meliputi kondisi mata, mulut, gigi, lidah dan gusi, bulu sapi, kondisi kandang, kuku sapi dan kualitas pakan yang diberikan kepada sapi. Poin-poin tersebut diberikan indikator nilai seperti kotor atau bersih, sakit atau sehat, luka atau tidak luka. Kesemuanya dinilai berdasarkan kondisi riil dilapang tanpa adanya rekayasa dari perawatan sapi karena panitia BAV atau tim magang akan menilai langung ke kandang sapi yang dirawat mitra.
Blanko pengamatan tersebut dilakukan pengecekan sebulan sekali dengan tanggal yang sudah ditentukan. Tujuan dari dibuatnya blangko pengamatan adalah memberikan informasi yang valid kepada pihak BAV tentang perlembangan sapi. Langkah selanjutnya yakni memeberikan evaluasi kepada peternak yang memelihara sapi agar terus berbenah dari kekurangan-kekurangan, seperti pada kebersihan kandang yang harus dievaluasi dari penilaian berdasarkan pengamatan yang telah dinilai. Tujuan final dari kegiatan evluasi ini adalah agar dapat memberikan data kualitatif dan kuantitatif yang nantinya akan dilihat pada jangka waktu tahun pertama. Dari hasil pengamatan itu dapat dilihat seberapa signifikannya perkembangan sapi perah di tahun pertama. Sehingga instrumen yang berupa blanko pengamatan dapat diterapkan juga pada mitra ternak yang ada di Dampit dan Bromo Tengger Semeru. (autis/tit).

Powered by Blogger.